Kamis, 09 Februari 2012

Periodisasi Sastra


Periodisasi Sastra
Ikhtisar Pembagian Sejarah Sastra Indonesia
Berdasarkan sejarah pertumbuhan dan perkembangannya, sejarah sastra Indonesia dapat diikhtisarkan sebagai berikut (Soekono Wirjosoedarmo, 1990: 1):
A.  Sastra lama (sastra kuna atau klasik) …. ± 1800
Sastra yang dihasilkan sebelum Abdullah Bin Abdul Kadir Munsyi dimasukkan kedalam suatu golongan yang dinamai Sastra Lama Atau Sastra Kuna Atau Sastra Klasik.
Orang tidak dapat memastikan sejak kapankah sastra lama mulai ada. Tetapi mengingat bahwa suatu keindahan hanya mungkin dihasilkan manusia yang sudah beradab, kiranya dapat ditentukan bahwa sastra lama mulai ada sejak permulaan peradaban bangsa Indonesia.
Sastra lama memancarkan semangat Animisme atau Dinamisme,  Hinduisme, dan  Islamisme. Kepercayaan atau agama yang baru tidak berhasil melenyapkan pengaruh kepercayaan atau agama yang mendahuluinya, sehingga kebudayaan yang baru selalu mengandung unsur-unsur kebudayaan yang terdahulu. Hal itu  nyata jika kita perhatikan kehidupan masyarakat pada zaman sekarang. Pengaruh Animisme atau Dinamisme yang sudah amat tua itu hingga kini masih tetap terasa dalam kehidupanmasyarakan modern.
Ketiga jenis semangat tersebut itulah yang menyebabkan sastra lama terbagi atas tiga periode, yakni: (1) sastra masa purba, (2) sastra masa hindu, dan (3) sastra masa islam.  
1.    Sastra masa purba (…..± 500)
Sastra masa purba ialah sastra yang tumbuh dan berkembang sejak zaman nenek moyang bangsa Indonesia yang mendiami tanah air Indonesia mulai beradab sampai kedatangan bangsa hindu. Bentuk pemakaian sastra pada masa purba berupa sastra lisan, karena waktu itu orang belum mengenal tulisan.
Sastra masa purba memancarkan semangat Animisme dan Dinamisme. Hasil karya sastra masa purba pada permulaanya tidak dipakai orang untuk menghibur diri, tetapi dipergunakan sebagai medium untuk berhubungan dengan roh-roh nenek moyang yang menurut anggapan masyrakat pada masa itu bersarang dimana-mana.
Contohnya: dongeng tentang pohon gadung dan jagung, cerita tentang pak pander dsb.
2.    Sastra masa hindu (± 500 - ± 1450)
Kira-kira tahun 500 di Indonesia sudah mulai kelihatan adanya sastra tertulis. Orang sudah mulai mengenal tulisan setelah bangsa hindu dating ke Indonesia. Tetapi perlu kiranya diingat bahwa orang yang mengenal tulisan pada waktu itu tidak banyak jumlahnya, yakni hanya kalangan atas, misalnya raja-raja, pendeta-pendeta dan sebagian kecil oaring kebanyakan, sedangkan orang-orang kebanyakan yang lain lebih besar jumlahnya masih belum mengelan tulisan.
Bangsa Hindu yang mula-mula datang ke Indonesia semata-mata untuk berdagang, ternyata dapat menanamkan kebudayaannya hingga dalam sekali pada masyarakat Indonesia.
System feodalisme yang dibawanya kemari makin bertambah kuat kedudukannya. Sejak itulah kebudayaan berpusat pada keratin, sehingga sudah barang tetntu sastranyapunn bersifat istana sentries. Sastra hindu pada masa itu mendapat tempat utama.
Perlu kiranya di ingat pula bahwa walaupun pada masa itu boleh dikatakan sudah ada sastra tertulis, namun sastra tersebut hanya didapati orang pada prasasti-prasasti (batu tertulis) peninggalan raja-raja, misalnya prasasti-prasasti yang terdapat di Kutai, di Jawa Barat dekat Citarum, dan lain sebagainya.
Sastra tertulis yang berupa buku-buku hanyalah yang berasal dari sastra Hindu. Dalam masyarakat melayu, cerita-cerita yang berasal dari buku-buku tersebut telah berabad-abad lamanya hidup dan menjadi milik masyarakat. Jalan ceritanya sudah banyaka yang mengalami perubahan, lebih-lebih mengenai para pelakunya, sedangkan isinya sering disesuaikan dengan keadaan di tanah Melayu.
Contoh; Hikayat pandawa lima, Balakanda, Ayodyakanda.
3.    Sastra masa Islam (± 1450 - ± 1800)
Sastra Islam ialah sastra Indonesia yang sudah kena pengaruh agama islam setelah agama itu masuk ke Indonesia. Agama islam masuk ke Indonesia, sedangkan penyebarnya adala orang-orang Gujarat. Itulah pula sebabnya mengapa dalam sastra yang bercorak islam sering masih terasa adanya pengaruh persi.
System feodalisme masih tetap bertahan, hanya sekarang yang memegang peranan dalam sastra bukan lagi raja-raja Indonesia-Hindu, melainkan Indonesia-Islam dengan menampilkan pahlawan-pahlawan islam, serta penjelasan mengenai peraturan-peraturan dalam agama islam.
Sifat satra indonesiapun pada waktu itu berubah menjadi ke arab-araban. Orang-orang melayu bahkan menganggap Huruf Arab sebagai huruf mereka sendiri, yakni yang dinamai Huruf Arab Melayu atau Huruf Jawi. Atas dasar itu pulalah maka tidak sedikit buku-buku sastra Indonesia pada waktu itu yang memakai tulisan Jawi.  
Contoh: cerita Tun Muhammad atau Tun Seri Lanang, Cerita Hamzah Fansuri, Cerita Syamsuddin Al Sumatrani.
B.  Sastra peralihan (± 1800 - ± 1908)
Sastra peralihan dinamai pula sastra masa Abdullah Bin Abdul Kadir Munsyi.
Abdullah Bin Abdul Kadir Munsyi boleh dianggap sebagai perintis jalan menuju sastra Indonesia baru, karena dialah pujangga yang pertama kali menerobos benteng sastra lama. Dialah orang yang pertama kali memberanikan diri meninggalkan ikatan-ikatan lama, karena telah berani mengarang dalam bentuk dan cara lain daripada yang telah lazim pada masa itu. Hal itu disebabkan oleh mata hati Abdullah yang mulai terbuka dalam karang-mengarang setelah ia bergaul dengan orang-orang Barat seperti Rafles, Milner dan lain sebagainya.
Sayanglah Abdulloh pada masa hidupnya,, bahkan sampai meninggalnya pun ia tidak mempunyai pengikut. Cita-citanya tidak ada yang meneruskan. Sejak ia meninggal sampai berdirinya Komisi Bacaan Rakyat boleh dikatakan terjadi masa kekosongan dalam sastra Indonesia. Setelah kira-kira 50 tahun sepeninggalnya, barulah cita-citanya itu timbul kembali, diteruskan dan dikembangkan oleh angkatan baru.  
Karya-karyanya: Hikayat Abdullah, Sejarah Melayu, Hikayat Panja Tenderan Dan Lain Sebagainya.
C.  Sastra Baru Atau Sastra Modern (± 1908 – sekarang)
Sastra yang dihasilkan kira-kira 50 tahun setelah meninggalnya Abdullah Bin Abdul Kadir Munsyi sampai sekarang.
Sastra Baru atau Modern terbagi atas dua periode yakni:
1.    Sastra masa kebangkitan
a.    Sastra periode 20 (± 1908 - ±1933)
Sastra angkatan 20
Sastra angkatan Balai Pustaka
Sastra Angkatan Siti Nurbaya
b.    Sastra periode 30 (± 1933 - ± 1942)
Sastra angakatan 30
Sastra angkatan Pujangga Baru
c.    Sastra periode 42 (± 1942 - ± 1945)
Sastra Masa Penduduka Jepang
2.    Sastra masa perkembangan
a.    Sastra periode 45 (± 1945 - ±  1952)
Sastra Angkatan 45
b.    Sastra periode 50 (± 1952 - ± 1961)
Sastra Angkatan 50
c.    Sastra Periode 66 (± 1961 - ± 1974)
Sastra Angkatan 66
d.   Sastra Periode 70 (± 1974 – Sekarang)
Sastra Angkatan 70


Daftar Pustaka
Wirjosoedarmo, Soekono. 1990. Sastra Indonesia Klasik: Sastra Melayu Indonesia Untuk Sekolah Menengah. Surabaya: Sinar Wijaya.

2 komentar:

  1. Makasih banyak, sangat sangat membantu

    BalasHapus
  2. S128Cash merupakan Situs Betting Online Terbaik yang berada di Indonesia, karena sudah menggunakan sistem terbaru dan pastinya untuk memudahkan para Pecinta Betting Online melakukan Taruhan.
    Disini menyediakan semua permainan Populer masyarakat Indonesia, seperti Sportsbook, Live Casino, Sabung Ayam Online, IDN Poker dan masih banyak permainan lainnya.

    Hanya dengan minimal deposit Rp 25.000,- Anda sudah bisa menikmati semua permainan yang ada.
    Anda juga dapat menikmati semua PROMO BONUS yang tersedia disini, yaitu :
    - BONUS NEW MEMBER 10%
    - BONUS DEPOSIT SETIAP HARI 5%
    - BONUS CASHBACK 10%
    - BONUS 7x KEMENANGAN BERUNTUN !!

    Untuk layanan dan informasi lebih lanjut bisa hubungi kami melalui :
    - Livechat : Live Chat Judi Online
    - WhatsApp : 081910053031

    Link Alternatif :
    - http://www.s128cash.biz

    Judi Bola

    Bandar Judi Bola Terpercaya

    BalasHapus