PENYIAPAN TENAGA
PROFESSIONAL DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
A.PENYELENGGARAAN
Tempat:
………………………………
Hari/ Tanggal: Senin – Rabu, 27 - 29 Februari 2012
Waktu:
08.00 – 15.00 wib.
B.LATAR BELAKANG
Beberapa tahun terakhir ini, perkembangan jaman sangatlah pesat. Mulai
dari penciptaan tekhnologi-tekhnologi baru dan penemuan-penemuan baru yang
diciptakan oleh para ahli masing-masing. Menhadapi perkembangan jaman yang
semakin canggih dan modern, maka pendidikan pun haruslah ikut berkembang pula.
Termasuk diantaranya adalah mempersipkan para tenaga pendidik yang handal dan
professional dalam bidangnya masing-masing. Begitupun dalam mempersiapkan para
tega pendidik yang handal dan professional dalam pendidikan bahasa Indonesia.
Dalam mempersiapkan tenaga pendidik yang handal dan professional kita
harus selektif untuk memilih bibit-bibit unggul yang memungkinkan untuk bisa
diajak berkembang secara positif. Hal tersebut bisa kita laksanakan dengan
mengadakan penyuluhan-penyuluhan pada tiap sekolah untuk memilih bibit-bibit
unggul tersebut. Dengan mengadakan pemilihan tersebut memungkinkan kita untuk
melatih para tenaga pendidik tersebut agar memiliki kecakapan yang cukup dalam
melaksanakan proses pembelajarn. Sehingga dapat tercipta proses pembelajaran
yang efektif dan kontekstual menuju ke arah yang lebih baik.
Berpijak dari kerangka berpikir dan situasi seperti
ini, ……….. merancang program/ kegiatan Studi bagi para tenaga pengajar Bahasa
Indonesia dengan tema “Penyiapan Tenaga
Professional Dalam Rangka Mengembangkan Pendidikan Bahasa Indonesia”.
Program ini diharapkan menjadi langkah awal dari sebuah
proses belajar mengajar yang kreatif dan efektif bagi kelanjutan pendidikan
bahasa Indonesia.
C.TUJUAN
ØMempersiapkan
para tenaga pendidik professional.
ØMengembangkan
pembelajaran bahasa Indonesia secara efektif sesuai dengan perkembangan jaman.
ØBelajar
cara menciptakan para peserta didik yang handal dalam menghadapi masa depan.
D.MANFAAT
ØMampu
menciptakan para tenaga pendidik professional.
ØMampu mengembangkan
pembelajaran bahasa Indonesia secara efektif sesuai dengan perkembangan jaman.
ØMampua mempelajari
cara menciptakan para peserta didik yang handal dalam menghadapi masa depan.
E.AGENDA SEMINAR
ØHari senin,
27 Februari 2012
Seminar penyiapan
tenaga professional dalam rangka mengembangkan pendidikan bahasa Indonesia.
ØHari selasa
dan rabu, 28 – 29 Februari 2012
Penyusunan
program pendidikan dan pelatihan para
tenaga pendidik professional dalam rangka mengembangkan pendidikan
bahasa Indonesia termasuk susunan kurikulum dan metode.
F.KEYNOTE
SPEAKER DAN PEMBICARA.
ØKeynote
Speaker
Bapak Kepala
Dinas Pendidikan Kabupaten .............
ØPembicara
o……………..
o……………………..
o………………………….
G.DAFTAR CALON PESERTA
(terlampir)
H.SUMBER DANA PENYELENGGARAAN
ØDari Lembaga …………………….
ØDari Dinas Pendidikan Kabupaten ……………
ØDari Kementrian Agama Kabupaten ……………..
ØSponsorship dari Telkom Flexi, Indomart dan Bank BNI
3. Seminar penyiapan
tenaga professional dalam rangka mengembangkan pendidikan bahasa Indonesia.
Pembicara :
……………….
Pembukan,pengantar dan
penutupan dipandu MC, Seminar penyiapan tenaga professional dalam rangka
mengembangkan pendidikan bahasa Indonesia dipandu
moderator
panitia bersama
12.00-13.00
Istirahat, doa/shalat, makan
Panitia
13.00- 15.00
Lanjutan
Seminar penyiapan
tenaga professional dalam rangka mengembangkan pendidikan bahasa Indonesia
Pembicara :
………………...
4.
Penutup
Seminar
penyiapan tenaga professional dalam rangka mengembangkan pendidikan
bahasa Indonesia dipandu moderator
Unsur ini meliputi
latar belakang penciptaan, sejarah, biografi pengarang, dan lain – lain, di
luar unsur intrinsik. Unsur – unsur yang ada di luar tubuh karya sastra.
Perhatian terhadap unsur – unsur ini akan membantu keakuratan penafsiran isi
suatu karya sastra (Drs. Rustamaji, M,Pd, Agus Priantoro, S.Pd).
Menurut
Khoirudin dkk (2010: 296) Unsur ekstrinsik ialah unsur pembentuk karya sastra
yang berasal dari luar sastra itu sendiri. Unsur ekstrinsik agama, social,
budaya, ekonomi, politik moral, dan latar belakan pengarang itu sendiri.
Setiap karya
sastra yang lahir akan selalu dipengaruhi unsur-unsur yang berada diluar karya
sastra. Hal ini di dasarkan bahwa karya sastra itu lahir mewakili zamannya.
Jika
membicarakan unsur ekstrinsik sebuah sastra tentunya menyangkut unsur sastra
dari luar . Dan juga unsur ekstrinsik merupakan bagian dari pendekatan
struktural sebuah karya sastra , selain unsur intrinsik tentunya .
Namun
unsur - unsur ini akan berbeda pembahasannya di tiap - tiap jenis karya Sastra
, seperti di Indonesia kita mengenal tiga jenis karya sastra antara lain :
drama, prosa, dan puisi . Namun pembahasan kali ini akan dikhususkan pada karya
sastra jenis prosa.
Unsur
ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara
tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. Secara
lebih spesifik dapat dikatakan bahwa unsur ekstrinsik berperan sebagai unsur
yang mempengaruhi bagun sebuah cerita. Oleh karena itu, unsur esktrinsik karya
sastra harus tetap dipandang sebagai sesuatu yang penting.
Unsur-unsur
Ekstrinsik
Sebagaimana
halnya unsur intrinsik, unsur ekstrinsik pun terdiri atas beberapa unsur.
Menurut Wellek & Warren (1956), bagian yang termasuk unsur ekstrinsik
tersebut adalah sebagai berikut.
Keadaan
subjektivitas individu pengarang yang memiliki sikap, keyakinan, dan
pandangan hidup yang semuanya itu mempengaruhi karya sastra yang
dibuatnya.
Keadaan
psikologis, baik psikologis pengarang, psikologis pembaca, maupun
penerapan prinsip psikologis dalam karya.
Keadaan
lingkungan pengarang, seperti ekonomi, sosial, dan politik.
Pandangan
hidup suatu bangsa, berbagai karya seni, agama, dan sebagainya.
Latar
belakang kehidupan pengarang sebagai bagian dari unsur ekstrinsik sangat
mempengaruhi karya sastra. Misalnya, pengarang yang berlatar belakang budaya
daerah tertentu, secara disadari atau tidak, akan memasukkan unsur budaya
tersebut ke dalam karya sastra.
Menurut
Malinowski, yang termasuk unsur budaya adalah bahasa, sistem teknologi, sistem
mata pencaharian, organisasi sosial, sistem pengetahuan, religi, dan kesenian. Unsur-unsur
tersebut menjadi pendukung karya sastra. Sebagai contoh, novel Siti Nurbaya
sangat kental dengan budaya Minangkabau. Hal ini sesuai dengan latar belakang
pengarangnya, Marah Rusli, yang berasal dari daerah Minangkabau.
Begitu
pula novel Upacara karya Korrie Layun Rampan yang dilatarbelakangi budaya Dayak
Kalimantan karena pengarangnya berasal dari daerah Kalimantan. Begitu pula
dalam Novel Harimau! Harimau! karya Mochtar Lubis, kita akan menemukan unsur
intrinsik berupa nilai-nilai budaya. Terutama, yang berkaitan dengan sistem
mata pencaharian, sistem teknologi, religi, dan kesenian. Mata pencaharian yang
ditekuni para tokoh dalam novel tersebut sebagai pencari damar dan rotan di
hutan. Alat yang digunakan masih tradisional.
Selain
budaya, latar belakang keagamaan atau religiusitas pengarang juga dapat
memengaruhi karya sastra. Misalnya, Achdiat Kartamihardja dalam novel Atheis
dan Manifesto Khalifatullah, Danarto dalam novel Kubah, atau Habiburahman
El-Shirazi dalam Ayat-Ayat Cinta dan Ketika Cinta Bertasbih.
Latar
belakang kehidupan pengarang juga menjadi penting dalam memengaruhi karya
sastra. Sastrawan yang hidup di perdesaan akan selalu menggambarkan kehidupan
masyarakat desa dengan segala permasalahannya. Misalnya, dalam novel Ronggeng
Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari.
Dengan
demikian, unsur ekstrinsik tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
bangunan karya sastra. Unsur ekstrinsik memberikan warna dan rasa terhadap
karya sastra yang pada akhirnya dapat diinterpretasikan sebagai makna.
Unsur-unsur ektrinsik yang mempengaruhi karya dapat juga dijadikan potret
realitas objektif pada saat karya tersebut lahir. Sehingga, kita sebagai
pembaca dapat memahami keadaan masyarakat dan suasana psikologis pengarang pada
saat itu.
Khoirudin dkk. 2010. Buku Pintar
Bahasa Indonesia (Ringkasan Materi Super Lengkap Bahasa dan Sastra Indonesia
untuk SMP, SMA, dan Umum). Sutardi (Ed.). Yogyakarta: Lentera Ilmu.