Kamis, 19 Januari 2012

no title


sendiri ditengah malam yang sunyi 
hanya bertemankan gelap dan sepi
serta dinginnya angin malam
sebuah hati beku
terpekur dalam dada
dengan harapan hampa
dengan impian maya
entah sampai kapan kebekuan itu ada
entah sampai kapan harapan hampa itu ada
semua rasa tlah tiada
semua cita musnahlah sudah
seiring dengan hilangnya cahaya
hanya gelap dan gelap
hanya sepi dan sepi
jangankan tuk kembali bersemi
mencairpun tiada pasti
hati beku tetaplah beku
gelappun tetap gelap
sunyipun tetap sepi
mungkinkah cahaya kan datang
menyinari kegelapan
mencairkan kebekuan
hanya waktu yang memberi tentu
dan hanya tuhanlah yang maha tahu.

Sabtu, 14 Januari 2012

ghost125

azis_ghost125
bukan hantu biasa

Haruskah ku mati karenamu


Pagi itu aku bersiap-siap untuk pergi keseolah bersama sahabat baikku Zaki. Kami berteman sudah setengah tahun yang lalu, tapi sayang kami tidak sekelas. Zaki kelas XI sedangkan aku kelas X, tapi walaupun begitu kami selalu berangkat bersama dan kamipun akrab banget. Hingga pada suatu hari Zaki memperkenalkanku dengan teman ceweknya, namanya Necha yang akrab di panggil Cha-Cha. Necha anaknya asyik untuk diajak berbicara, hingga kamipun sangat akrab dan jadi sahabat baik.
Seiring dengan berputarnya sang waktu, tanpa terasa hari-hari ku habiskan untuk bercanda tawa dengan Necha. karena kebetulan setiap sebelum aku masuk kelas, aku sempatkan mampir ke kelas Necha yang berada disebelah jalan menuju kelasku. Semakin hari hubungan kami semakin dekat saja, hingga terkadang aku merasa takut kehilangannya bahkan rasanya aku ingin selalu bersamanya. Mungkinkah ini yang dinamakan virus merah jambu ?!!!.
Ke esokan malamnya, aku menceritakan tentang perasaanku ke Necha pada Zaki, Zaki tersenyum seakan ingin menertawaiku. “Zak...kok kamu gitu sich, emangnya salah jika aku suka ama dia”, omelku rada sewot. Kemudian Zaki menghela nafas panjang sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. “Truzz apa yang harus ku lakukan?”, tanyaku pada Zaki. “Tembakk”, hanya kata-kata itu yang keluar dari mulut sobatku itu. “Semudah itukah?” tanyaku agak ragu, kemudian Zaki mengangguk mantap, “ ok, kalau itu emang yang terbaik, I’ll do it”, jawabku dengan mantap.
Seperti biasa sebelum aku masuk kelas, aku mampir dulu ke kelas Necha. Perlahan aku menghampirinya yang ketika itu kayaknya dia sedang sibuk nulis sesuatu. “Cha...boleh aku mengganggu?”, sapaku, “boleh, memangnya ada apa Aby..., kamu punya masalah?, katanya sangat ramah. Aku menghela nafas berat,”tidak...” jawabku dengan singkat. “kalau gak ada masalah, truzz kamu kenapa?, gak biasanya kamu gugup seperti ini, kayak orang yang punya salah aja...!, sahut Necha dengan ringan seraya menatapku sambil tersenyum. Aku kembali menghela nafas panjang, kemudian aku duduk pas didepannya yang kebetulan penghuni bangku itu belum datang. “abee, aku tahu walaupun kamu bilang gak ada masalah, tapi matamu mengatakan lain, dimatamu aku melihat kebimbanganmu, ayoo...cerita gich ma aku...! bukankah kita dari dulu saling terbuka, aku ini kan temen kamu, syuku-syukur aku bisa meringankan masalahmu”, ucap Necha meyakinkanku. “Cha’...aku takut kamu membenciku...”, sahutku.”Lho... memangnya kenapa aku harus membencimu, bukankah kita dulu pernah berjanji kalau diantara kita lagi ada masalah, kita harus saling membantu”, sahut Necha meyakinkanku lagi. “ Cha’...aku ingin memberitahukan sebuah rahasia ama kamu”, ucapku. “ rahasia apa....?”, Tanya Necha.
“aku...aku...aku men...cin...tai kamu Cha’...”, ucapku. “APA...???!!!” Necha kaget bagi disambar petir ,”ya Cha’... sudah hampir setengah tahun lamanya kau memendam rasa ini dalam lubuk hatiku yang terdalam, sebenarnya aku ingin mengatakannya dari dulu namun...setiap kali aku ingin melakukannya, timbul keraguan dalam hatiku, karena aku merasa aku ini tak pantas untuk seorang Necha”, Ucapku sambil meyakinkan Necha.
Sampai di kalimat itu omonganku terputus, aku melihat Necha menundukkan kepalanya, tangannya memainkan pena yang sedang di pegangnya. Entah apa yang ada dalam benaknya.yang jelas kami terdiam untuk beberapa saat lamanya. Necha mengangkat wajahnya sambil meghela nafas berat dan dia mengatakan “ aku....”, tapi sayang sebelum Necha melanjutkan kata-katanya, seorang guru telah memasuki kelasnya dan akupun bangkit dari dudukku dan langsung keluar dengan perasaan......
Aku merasa penasaran atas jawaban dari Necha yang tak sempat terucap dari bibir mungilnya itu. Sesampai dikelas, aku tak hentinya mondar mandir. Rasa penasaranku akan jawaban Necha membuatku layaknya cacing yang kepanasan, perasaanku gelisah tak menentu. Tiba-tiba terlihat sesosok laki-laki menghampiriku. Ku angkat kepalaku, ternyata pak Amien sedang berdiri didepanku dan menatapku tajam. “Abee….Sedang melamun apa kamu…?, coba kerjakan soal nomor 1….!”, perintahnya. Aku coba maju kedepan walaupun aku tak tahu apa jawaban dari soal nomor 1. Ku ambil spidol boardmaker di meja pak Amien dan mencoba untuk mengerjakannya.  Namun…. Tetap saja kau tak tahu. “bagaimana Abee….?! Tidak tahu…..sudah keluar dari pelajaran saya, kalau ingin mengikuti pelajaran saya lagi, buat surat pernyataan bahwa kamu tidaka akan melamun dikelas lagi sebanyak 100 lembar…...” kata pak Amien dengan raut muka yang amat marah. “baik pak…” jawabku dengan nada gemetar. Aku pun keluar dari kelas dan pergi kebelakan kelas untuk melanjutkan lamunanku tentang jawaban Necha dan aku tak mau tau dengan tugas yang diberikan pak Amien guru killer itu.
Setelah beberapa jam lamanya aku melamun , bel istirahat pun berbunyi. Aku bangkit dari dudukku dan berjalan menuju kelas Necha. Sesampainya disana, aku tak melihatnya dikelas, lalu ku Tanya temannya. Kata mereka dia minta izin pulang sebelum istirahat karena ia kurang enak badan. “Yach….kecewa dech aku”, keluhku sambil meninggalkan kelas IX MTs…….(rahasia). Karena rasa kecewa Cha-cha udah pulan duluan dan mau kembali kekelas juga malez Karena tadi diusir pak Amien, aku putuskan untuk pulang, ups….bukan pulang tapi mampir dulu ke suatu tempat yang bisa membuatku tenang dari rasa gelisah yang teramat menyiksaku ini, yakni menanti sebuah jawaban cinta.
Ke esokan harinya aku kembali ke kelas Necha untuk mempertanyakan jawaban cinta darinya. “Syukurlah dia masuk” ucapku dalam hati. Aku mendekatinya dan duduk di depannya agar aku bisa memandang wajahnya yang amat……..,.” Cha’…..gimana….” , tanyaku sambil memasang raut memelas padanya. Lalu, Sambil tersenyum dia menjawab” Aku mencintaimu Abee……rasa cintaku ini munkin akan lebih besar dari rasa cintamu padaku, cintaku ini bukanlah cinta biasa, karena rasa cinta ini adalah rasa cinta seorang adik kepada kakaknya. Aku sudah menganggapmu sebagai sosok seorang kakak yang tak pernah akau miliki selama ini. Kau begitu baik, kau mampu menghiburku saat aku sedih, dank au mampu meringankan bebanku saat aku lg ada masalah. Kak Abee……maaf tlah mengecewakanmu, tapi aku harus jujur tentang persaanku padamu”. Owwwwwwwww betapa terkejutnya aku mendengar pengakuan Cha-cha bahwa dia menganggapku sebagai kakaknya. “seharusnya aku yang minta maaf Cha’… karna aku tlah lancang mencintaimu dan maaf jika aku mengecewakanmu dengan ungkapan rasa cintaku. Tapi please jangan benci aku Cha’….coz I cannot live if you hate me”. “I’ll never hate you kak Abee, justru aku menyangimu…….” Jawabnya.
Begitulah kisa cintaku walau mengecewakan tapi aku sadar bahwa cinta tak harus saling memiliki. Now I have new sister.




By: albys N’ the ghost